Belakangan ini pemerintah Indonesia mengintensifkan upaya untuk melindungi lingkungan dengan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, serta memperkuat respon negara mengenai pemadaman kebakaran. Fire Free Alliance (FFA), forum yang bersifat sukarela dari berbagai pemangku kepentingan, turut mendukung kepemimpinan pemerintah dalam hal pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Setidaknya ada lebih dari 200 desa, mencakup luasan 1.5 juta hektare di beberapa wilayah di Indonesia saat ini ikut serta dalam inisiatif yang berbasis kemasyarakatan, terkait tindak pencegahan kebakaran hutan. Hal tersebut adalah hasil dari kerjasama Fire Free Alliance di tahun pertamanya. Beberapa perusahaan yang menggeluti bidang kehutanan dan perkebunan ikut dalam Fire Free Alliance, juga ada LSM serta mitra terkait lainnya yang berkomitmen untuk memecahkan masalah kebakaran juga dan kabut asap yang terjadi di Indonesia.
Grup APRIL dan Asian Agri adalah unit bisnis Sukanto Tanoto yang juga merupakan anggota Fire Free Alliance. Selain itu juga ada IDH, PM. Haze, Musim Mas, dan juga Wilmar. Aliansi tersebut juga menyambut hangat Sime Darby dan IOI Group sebagai anggota baru dalam Fire Free Alliance pada tahun 2017. Program yang dicanangkan oleh para pemangku kepentingan tersebut dalam Fire Free Alliance ternyata membuahkan hasil yang sangat bagus. Bagaimana tidak, dengan program tersebut terjadi peningkatan hingga 756% persen dalam jumlah desa yang berpartisipasi apabila dibandingkan sejak pertama kalinya program Desa Bebas Api ini diluncurkan oleh unit bisnis Sukanto Tanoto, Grup APRIL, yang hanya libatkan 9 desa saja.
Grup APRIL, dibawah pimpinan Sukanto Tanoto mengakui kepimpinan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Daerah, juga Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian dalam hal pencegahan kebakaran, serta pengelolaan kebakaran yang terjadi di Indonesia. Masalah kebakaran dan kabut asap ini pada dasarnya lebih besar dibandingkan industri itu sendiri. Kekuatan Fire Free Alliance hadir dari beragam keahlian serta pengalaman kolektif para anggotanya di berbagai sektor yang berbeda.
Sikap saling berbagi antar anggota Fire Free Alliance membantu identifikasi dan pengembangan solusi yang inovatif yang pada akhirnya bisa diadopsi oleh setiap anggota pada masing – masing wilayah konsesinya. Tony Wood dari IDH mengatakan bahwa Fire Free Alliance berikan sebuah komitmen yang cukup kuat sekali dan sangat jelas, oleh para perusahaan anggotanya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Pertukaran pengetahuan serta pengaturan protokol pada tingkatan senior menunjukkan sebuah gebrakan baru bagi para perusahaan di Indonesia, yang kini sudah mulai memperlihatkan bahwasanya dengan bekerja sama maka semua belah pihak bisa menang.
Bahkan ada hal yang jauh lebih penting, yakni semangat dan kesuksesan operasional dari pihak yang identifikasi desa secara langsung serta implementasi program Desa Bebas Api. Inilah yang berperan penting untuk mendorong kesuksesan program tersebut di tingkat desa. Oleh karenanya, IDH secara aktif kembangkan dan buat toolkit yang bisa dipakai semua pihak, untuk menyebarluaskan secara aktif keuntungan kepada para mitra yang potensial, dan bahkan mereka yang akan terlibat dalam mendanai langsung desa – desa.
Lalu, bergabungnya Sime Darby dan IOI Group dalam Fire Free Alliance akan memperluas jangkauan dari program FFA itu sendiri di seluruh wilayah Indonesia dan Malaysia. Kedua perusahaan tersebut tertarik untuk menjadi wadah bagi informasi yang kolaboratif dan budaya non kompetisi dari Fire Free Alliance, dimana setiap anggotanya punya tujuan yang sama atas kawasan yang berkelanjutan dan juga bebas api.